Daun sungkai (Poronema Canescens) merupakan tanaman obat asli Kalimantan yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional. Obat ini dipercaya berkhasiat mampu mengatasi demam, malaria, flu, batuk, dipercaya mampu meningkatkan imunitas tubuh. Selain itu kayunya dapat digunakan sebagai bahan bangunan, mebel, atau patung.
Pada masa pandemi Covid-19 para Perempuan Adat di komunitas WP Lou Bawe memanfaatkannya untuk mengatasi gejalanya, pengolahan / mengekstrak daun sungkai juga menggunakan cara-cara tradisional berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Untuk mendapatkan khasiat dari tanaman ini caranya cukup mudah, biasanya masyarakat adat akan menyeduh atau merebus daun muda Sungkai secukupnya lalu airnya diminum atau dijadikan obat kumur jika sakit gigi atau sariawan.
Zat aktif yang terkandung di dalamnya yaitu peronemin, sitosterol, isopropanol, phytol, dipterpenoid, flavonoid diduga dapat meningkatkan jumlah leukosit atau sel darah putih yang dapat membantu tubuh melawan penyakit infeksi. Pemberian dosis ekstrak sungkai 0,567 mg/Kg bb, cenderung dapat meningkatkan leukosit sebesar 36% (Yani et al.2014). Hal ini juga didukung dengan penelitian pemberian ekstrak daun muda Sungkai pada mencit dosis 0,5625 mg/kg bb dan hasilnya dapat meningkatkan sel darah putih mencapai 36% (7324/cc). Kesimpulannya adalah pemberian perlakuan ekstrak daun Sungkai dapat meningkatkan kekebalan atau imunitas tubuh. Sebab leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Dengan meningkatnya kandungan sel darah putih, maka dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Foto dan Tulisan: Immanuela (Perempuan Muda) PHD PEREMPUAN AMAN Lou Bawe.
#KesahBawe #PerempuanAdat #PEREMPUANAMAN #AliansiMasyarakatAdatNusantara #SahkanRUUMasyarakatAdat #HutanAdat #TanamanObatTradisional #DayakBenuaq #LouBawe